Quantcast
Channel: LAMPUNG MEDIA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 12909

“Nurul Ikhwan: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Sikapi Dengan Utamakan Politik Ide”

$
0
0

Lampung Selatan, www.lampungmediaonline.com – Sebagai salah satu organisasi sayap resmi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) terus berikhtiar baja menjalankan program konsolidasi ideologi, konsolidasi politik, konsolidasi organisasi, dan konsolidasi pemberdayaan. Dalam dinamikanya, demokratisasi ekonomi-politik nasional berdasarkan sistem ekonomi dan sistem politik Pancasila 1 Juni sebagaimana diamanatkan founding father, dwitunggal Soekarno-Hatta, terus dimanifestasikan menjadi aras binar gerak maju organisasi, tanpa kecuali.

Pengecualian khusus hanya berlaku bagi sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang antirakyat, antidemokrasi, otoriter-birokratik, hingga kapitalis-militeristik. Demokrasi kita, demokrasi Pancasila, yang ber-Ketuhanan, ber-Perikemanusiaan, ber-Persatuan, ber-Permusyawaratan dalam Perwakilan, dan Ber-Keadilan Sosial. Ialah basis pijakan zaman bergerak. Pancasila sebagai bintang kehidupan, terbukti dan teruji tak lekang oleh timbul-tenggelamnya perubahan.

Terlebih menyongsong “kehadiran dini” Revolusi Industri 4.0, dimana muka bumi bak dikuliti oleh datangnya teknologi kecerdasan buatan, data raksasa, otomasi, komputasi awan, bioteknologi, dan segala seluk beluk teknologi informatika, tak terelakkan.

Dari itulah, skema pemberdayaan menjadi ujud paling dekat dari bentuk konsolidasi ideologi, politik, dan organisasi yang bernafaskan pemajuan, memajukan prosesi transformasi kesadaran palsu (false conciousness) rakyat menjadi kesadaran sejati yang bermuara pada bentukan baru, formasi sosial-ekonomi masyarakat Pancasilais yang modern-demokratis, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pentingnya respons cepat disrupsi peradaban ditingkahi anomali sosial-ekonomi, sosial-politik, hingga sosial budaya di segenap lapisan masyarakat Indonesia, secara ejawantah hanya akan teruji dengan kesejatian tegak lurusnya keberdayaan rakyat, yang bukan saja mau namun juga mampu, untuk berdiri di atas kaki sendiri. Berdikari di lapangan ekonomi, berdaulat secara politik, dan berkepribadian secara budaya. Itulah Trisakti Soekarno, itulah garda depan keindonesiaan kini, dan ke depan.

Bentuk nyata skema pemberdayaan macam apa yang membumi? Pertanyaan klise namun seksi inilah yang menggelitik pemuda asal Kalianda, Nurul Ikhwan, yang baru saja didapuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) REPDEM Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) masa bakti 2015-2020, kemarin [17-4].

Dalam sebuah kesempatan wawancara khusus hari ini [18-4], pengusaha muda jasa telekomunikasi ternama ini lebih jauh mengelaborasi problem pokok masyarakat Indonesia, khususnya di Lamsel, hingga mestrukturasi bangunan solusi nyata skema pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat lintas sektor dengan mengedepankan semangat kegotongroyongan, inklusif-terintegrasi, dan terdigitalisasi sebagai salah satu jembatan emas menuju gerbang sukses bangsa pemenang.

“Kuat keinginan saya, bersama 17 pengurus inti DPC REPDEM Lamsel yang baru dilantik ini, untuk betul-betul bergerak bersama rakyat, memberi mereka pencerahan dengan kail bukan ikan, dengan bibit bukan buah, dan terpenting, dengan hati,” ungkap pria berkacamata ini ramah.

“Sejak dibidani kelahirannya hingga resmi dikukuhkan sebagai organisasi sayap oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri pada 25 Maret 2008, gerak organisasi REPDEM didukung 20-an struktur DPD REPDEM provinsi dan ratusan DPC kabupaten/kota terkonsolidasi, terus mendapat tempat di hati rakyat, kenapa, sebab kami memulai ikhtiar ini benar-benar tulus dari lubuk hati,” imbuhnya.

REPDEM ini, lanjut Ikhwan, “Inshaallah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan kuat yang luhur, akan berusaha agar tidak kehilangan jati diri. Saya sendiri paling anti organisasi papan nama. Maka itu selemah-lemahnya iman, saya akan kompak berdayakan intern organisasi guna sukses berdayakan ekstern organisasi,” katanya.

“Melalui biduk terkayuh ini, melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, saya berikrar untuk pemajuan organisasi REPDEM, partai kami bernaung, PDIP, dan rakyat Lamsel. Menggandeng institusi negara dan industri jasa keuangan, kami akan gerak cepat berdayakan masyarakat golongan ekonomi lemah.”

“Mulai kalangan buruh/pekerja manufaktur maupun non manufaktur termasuk buruh negara apakah itu ASN golongan I dan II, TNI-Polri terutama keluarga prajurit tamtama dan bintara, petani miskin/petani penggarap, pekebun, pengrajin, nelayan miskin/buruh nelayan, kaum miskin perkotaan (urban poor) utamanya di poros ekonomi Bakauheni, Kalianda, Sidomulyo, dan Natar, juga kalangan pelajar/mahasiswa, wirausahawan muda sebagai motor penggerak koperasi, dan pelaku unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai basis riil ekonomi Pancasila, kaum ibu dan perempuan muda, untuk dapat mengakses keuangan daerah hingga desa bahkan RT dengan verifikasi by name by address. Mengingat geopolitik dan geostrategi Lamsel bukan saja sebagai zona transit namun telah mewujud jadi zona destinasi investasi dan industrialisasi gerbang Sumatera, kami akan seriusi itu,” paparnya.

“Bentang kendala akses modal, akses pasar, dan akses pakar, serta potensi industrialisasi berbasis ekonomi rakyat terpadu, akan coba kami urai bottleneck-nya, kami yakin bersama rakyat, bisa! Pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen usaha, pendampingan terintegrasi dan advokasi hukum UMKM dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sosialisasi/edukasi publik tentang literasi keuangan dan literasi budaya, temu bisnis dan jumpa investor, program sertifikasi profesi, coaching clinic, duplikasi dan replikasi program desa maju, sosialisasi tabungan pelajar, kerjasama pencegahan penyalahgunaan narkoba, pendidikan politik termasuk pendidikan kepemiluan dan vote education, pelatihan bela negara, dan banyak lagi,” urainya lagi.

“Bagi REPDEM, sudah tidak ada waktu lagi untuk bertengkar dan saling cakar. Indonesia Macan Asia, the big five nation 2030 itu makin niscaya. Semangat kerja, kerja, kerja Kabinet Kerja Presiden Jokowi 2014-2019 itu senjata. Semangat kami pelurunya. Ayo, rakyat Lamsel, buang kemalasan kita ke tong sampah, dan bangun semangat berdikari dengan berangkat dari apa yang ada, dari segenap potensi sumber daya alam sekitar yang melimpah,” serunya bersemangat.

Dalam implementasinya nanti, skema pemberdayaan ekonomi rakyat ini bakal butuh sinergi, pun disadari pria kelahiran 5 Juni 1981 ini. “Maka dari itu kami akan menggaet sebanyak mungkin lembaga pemberdaya ekonomi rakyat termasuk yang berbasis syariah untuk bersama tuntaskan pekerjaan rumah anak bangsa ini. Ini akan berbuah hasil lebih, seperti halnya tugas kami juga dalam membantu negara perangi hoax sebagai bagian proxy war kekuatan imperialis global, dan melawan segala macam bentuk pelemahan integrasi negara-bangsa melalui perang candu dan ‘serangan udara’ lainnya,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nurul Ikhwan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPC REPDEM Lamsel berdasarkan hasil Musyawarah Cabang yang dihelat di Sekretariat DPC PDIP setempat, Jalinsum Kalianda, kemarin [17-4] dan langsung ditetapkan dengan Surat Ketetapan DPC PDIP Lamsel Nomor : 026/TAP/DPC.15.11/IV/2018.

Dalam Muscab, hadir lengkap Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Lamsel Hendy Rosyadi, Sekretaris DPC PDIP sekaligus Wakil Bupati Lamsel Nanang Ermanto, dan Ketua DPD REPDEM Provinsi Lampung Grace P. Nugroho.

Secara organisatoris, REPDEM turut bertanggung jawab dalam kerja-kerja pemenangan Cagub-Cawagub Provinsi Lampung 2019-2024 nomor urut dua Herman HN-Sutono, dan pemenangan Pemilu Legislatif bersamaan Pemilu Presiden (Pilpres) 27 April 2019. “Demi sukses Pilgub, sukses Pemilu dan sukses Pilpres Jokowi Dua Periode ini, kata kuncinya, pemberdayaan. Rakyat berdaya, bangsa digdaya. Rakyat bukan lagi mesin pengumpul suara, lebih tajam, rakyatlah energi positif partai pro-rakyat. Poin saya, terlebih ini eranya Revolusi Industri 4.0, politik ide lebih utama daripada politik kekuasaan. Politik kekuasaan adalah jalan menembus batas ketertinggalan, mengejar pemajuan bangsa berperadaban, dan mengurai permasalahan A-Z negeri Zamrud Khatulistiwa ini dengan dituntun politik ide, politik gagasan visioner tentang pembangunan karakter negara-bangsa ini, kini dan ke depan. Okay, cukup ya?” pungkasnya menutup wawancara. [red/mzl]


Viewing all articles
Browse latest Browse all 12909

Trending Articles