Lampung Selatan.www.lampungmediaonline.com-Terhendus Kisruh yang melibatkan perusahaan batu split PT.Andesit Lumbung Sejahtera (ALS) dengan warga di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan ternyata bukan ini saja terjadi.
Sebelumnya pada tahun 2016 lalu ,warga Desa Bandar Dalam menuntut pihak perusahaan untuk membangun dua unit sumur bor,penyerapan 65 persen tenaga kerja warga sekitar,dan konpensasi akibat penggunaan bahan peledak rutin dibayarkan.
Dari himpunan data dilapangan,Humas PT.ALS mengatakan,permohonan warga Desa Bandar Dalam pada saat itu sudah direalisasikan oleh perusahaan. Diantaranya pembangunan dua unit sumur bor di Dusun Bandar Dalam Atas dan Dusun Bandar Dalam Bawah.
“Dua unit sumur bor atas permintaan warga sudah kami penuhi dan dalam proses pembangunan”ujarnya kepada lampungmediaonline melalui sambungan via telepon,senin(29/01/2018).
Sementara untuk jatah 65 persen pekerja harus dari warga sekitar juga sudah dipenuhi oleh pihak perusahaan,bahkan lebih. Dan teknisnya, pada saat itu sudah kami serahkan kepada Kepala Desa agar mendata nama-nama warga yang akan dipekerjakan.
Untuk dana konpensasi akibat penggunaan bahan peledak, dirinya menjelaskan pada saat itu daerah-daerah yang terkena dampak peledakan sudah didata oleh tim survei dari PT. ALS. Daerah tersebut antara lain Desa Bandar Dalam dan Trans Tanjungan.
“Bahkan hingga sekarang dana konpensasi itu masih terus kami salurkan kepada warga dan itu murni disebabkan bahan peledak. Karenanya begitu ada laporan mengenai keluhan masyarakat pihak perusahaan akan trun langsung mengecek lokasi,” tegasnya.
Perlu diketahui,Kepala Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo pada saat itu selaku pemerintahan Desa telah menyepakati pertemuan antara pihak perusahaan dan pemerintah desa sudah menyepakati beberapa point. Diantaranya pembangunan dua unit sumur bor, pembayaran dana konpensasi yang murni disebabkan bahan peledak, serta 65 persen pekerja berasal dari warga sekitar.
Diberitakan sebelumnya,PT.Andesit Lumbung Sejahtera dianggap telah meresahkan beberapa warga akibat dampak aktifitas peledakan Perusahaan PT.Andesit Lumbung Sejahterah(ALS) yang berada di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan berujung pada keluarnya Surat Keputusan Bupati Lampung Selatan Nomor 053/0356/1V.17/2018 tentang penghentian kegiatan penambangan yang dianggap telah merugikan masyarakat setempat.
Hal ini akan berdampak pada ratusan karyawan PT ALS terancam hilang pekerjaan dan berdampak langsung bagi operasional perusahaan secara signifikan.
Sebagaimana diketahui,SK tersebut diterima manajemen PT.ALS pada jumat(26/01/2018) dimana sebelumnya ,rabu (24/01/2018)pihak manegemen perusahaan PT.ALS menerima panggilan Pemda Lamsel terkait dampak pengeboman yang dikeluhkan masyarakat.
Dan dari hasil audensi itu managemen PT.ALS meminta waktu satu minggu untuk Inventarisir kerugian warga akibat aktifitas perusahaan.
Dimana dikutip dalam pemberitaan disejumlah media di Lampung Selatan,salah seorang warga Asep (37) warga dusun suka cai desa bandar dalam mengatakan, kami disini tidak hanya merasakan kebisingan yang dapat menimbulkan seperti serangan jantung mas,karna kuat nya suara dan getaran akibat bom yang dilakukan PT.ALS. tapi yang lebih membuat kami resah dan takut adalah banyaknya retak-retak yang ada dirumah kami yang di akibatkan dari getaran bom, ini mas dapat lihat sendiri, katanya.
Hal senada pun dikatakan Mad Basri (40), dirinya mengatakan, sudah lama rumah kami mengalami kerusakan semenjak adanya aktifitas tambang PT.ALS, bahkan bila aktifitas peledakan sedang terjadi plfon rumah kami seperti ingin jatuh mas,saya khawatir ini bisa berbahaya untuk penghuni rumah ini,terutama keluarga saya.
Dirinya menambahkan,memang benar pihak perusahaan pernah ingin memberikan ganti rugi sebesar Rp.600 ribu, namun dirinya mengatak uang nilai segitu cukup untuk renovasi bagaiman mas,upah tukang saja sudah lumayan,karna dinilai kerusakan rumahnya lebih dari nilai ganti rugi, bagai mana tidak mas, keretakan rumah saya,bisa dilihat sendiri,bahkan pelafon gipsum rumah saya hampir jatuh.(ior)